Kamis, 10 Desember 2009

CUKUPLAH KEMATIAN MENJADI PERINGATAN

Sesungguhnya kematian adalah suatu perkara yang sudah ditentukan waktunya. Setiap jiwa pasti mendatangi kematian. Namun kapan waktu tibanya tidaklah ada yang mengetahuinya. Oleh karena itu sadar dan bertobatlah wahai saudaraku yang seiman. Janganlah kita dilalaikan oleh hirup-pikuk kehidupan dunia yang sifatnya sementara. Jadikan dan niatkan seluruh aktivitas kita di dunia ini untuk mengumpulkan bekal menuju hari yang kekal, yaitu negeri akhirat. Sebagai seorang guru, kita niatkan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada siswa untuk mendapatkan pahala dari Allah. Reski yang didapatkan diniatkan untuk menghidupi anak dan keluarga, sebagian harta kita dibelanjakan di jalan Allah dengan tujuan untuk mendapatkan palaha. Bukan untuk mendapat pujian dari orang lain.
Kepada seluruh adik-adik di SMA Negeri 1 Sinjai Barat, marilah kita tingkatkan budaya hormat kepada orang tua dan guru kita. Kepada sesama teman di sekolah, bergaullah sewajarnya dan jangan melanggar norma agama. Hindari sikap yang akan menyakiti hati orang tua atau guru. Apalagi mencaci atau mengejeknya. Mungkin saja Anda merasa tertekan atau dibenci oleh guru atau orang tua, tetapi sesungguhnya itu merupakan nasehat dan ingin melihat kalian semua baik dan berhasil. Tidaklah ada seorang guru atau orang tua ingin melihat anaknya gagal. Ingat, bagaimanapun buasnya singa tidaklah pernah ia memangsa anaknya.
Menghadapi ujian semester, belajarlah dengan sungguh-sungguh. Hilangkan perilaku selalu ingin menyontek atau membuka catatan saat ujian. Sekecil apapun dosa yang dilakukan semuanya di balas di hari pembalasan. Janganlah meremehkan perbuatan yang dianggap sebagai dosa kecil, karena kita tidak mengetahui setelah melakukan sebuah dosa masih bisa bertaubat. Dan setiap saat maut bisa saja menjemput kita tanpa disadari. Alangkah celakanya kalau diakhir hidup kita diwarnai oleh maksiat kepada Allah.
Marilah kita sadar dan berdoa kepada Allah semoga di akhir hayat kita menjadi insan yang bertaqwa. Renungkan dan timbang-timbang amal perbuatan yang telah dilakukan sebelum tiba Hari Perhitungan. Kita ingat kembali hari-hari kemarin, kita masih sering bercanda dengan guru atau saudara kita Pak Anas rahimahullah (semoga Allah merahmatinya). Masih terbayang diingatan kita saat bersama-sama di sekolah atau di tempat lain. Setiap aku merenung dan mengingat kembali saat penyelenggaraan jenazahnya hari Ahad tanggal 6 Desember 2009 seolah-olah telah bermimpi. Sekarang beliau benar-benar telah mendahului kita menghadap kepada sang Pencipta. Saya mengingat kembali saat perpisahaan dengan Kepala Sekolah lama, Bapak Drs. Muhammad Basri. Suasana haru dan meneteskan air mata diantara kita tak tertahankan. Padahal itu hanyalah perpindahan tempat dan masih bisa dijangkau sekiranya kita mau. Tetapi pada hakekatnya, perpisahan kita dengan Pak Anas rahimahullah juga hanyalah sementara dan sangat singkat ditinjau dari kerangka acuan lain. Karena kehidupan di dunia sangatlah singkat ditinjau dari kehidupan yang kekal di negeri akhirat.
Kita sebagai saudara yang ditinggalkan mari doakan beliau semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepadanya. Kalau ada amal perbuatannya yang kurang baik, janganlah kita selalu memperbincangkan. Karena tidaklah ada satu manusia sempurna yang luput dari dosa. Dan Allah maha luas ampunannya,mudah-mudahan beliau diampuni segala dosanya.
Saya kutipkan sebuah kisah orang yang telah membunuh 99 nyawa. Ia mendatangi seorang rahib dan bertanya, ”apakah Allah masih menerima taubatnya”. Sang rahib langsung menjawab tidak, maka iapun membunuh rahib tersebut, sehingga cukuplah 100 jiwa yang dibunuh. Kemudian ia pergi lagi mencari orang lain, maka ditunjukkan seorang ’alim untuk tempat bertanya. Orang ’alim berkata bahwa Allah akan mengampuninya sekiranya ia bertobat. Setelah ia bertobat, orang ’alim menyuruhnya untuk pergi ke tempat lain dan meninggalkan negerinya karena kurang baik baginya. Setelah menempuh perjalanan ia meninggal sebelum sampai. Berselisihlah kedua malaikat yang mengambil rohnya, yang pertama mengatakan dialah yang akan menjemputnya dan termasuk calon penghuni surga, karena telah bertaubat kepada Allah. Yang kedua mengatakan saya berhak dan dia calon penghuni neraka, karena selama hidupnya hanya melakukan dosa dan maksiat. Maka datanglah malaikat yang akan memberikan solusi, dan menyuruh kedua malaikat tadi untuk mengukur jarak tempuhnya dari negeri asalnya dengan jarak yang akan didatangi. Ternyata dia lebih dekat ke negeri yang akan dituju, maka dia termasuk golongan yang diberi ampunan oleh Allah.
Kisah tersebut menjadi pelajaran buat kita untuk segera bertaubah, karena bisa jadi sebentar atau besok kita akan menghadap kepada Allah Subhana wa Ta’ala. Jangan sebaliknya, justru kita menunda-nunda dan bermaksiat kepada Allah. Ingat tidak ada jaminan bahwa kita akan menghadap dalam keadaan husnul khaatimah. Celakalah jika saat-saat kita lupa dan banyak berbuat dosa maut datang menjemput kita. Naudzu billahi min dzalik.
Melalui tulisan ini saya meminta permohonan maaf kepada seluruh civitas SMA Negeri 1 Sinjai Barat baik yang telah tamat maupun yang masih belajar dan mengabdi di kampus ini jika kami pernah lupa dan dilalaikan oleh syaithon. Semoga Allah Subhana wa Ta’ala mengampuni dosa kita semua. Amin...

Manipi, 8 Desember 2009, 11.10 pm

Tulisan ini terlintas saat aku merenungi apa sebenarnya tujuan hidup. Apalah gunanya bekerja dan belajar dengan susah payah dan biaya yang besar setelah itu kutinggalkan semua. Karena hidup ini hanyalah tempat persinggahan menyiapkan bekal dalam sebuah perjalanan menuju tempat yang abadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar